Selasa, 28 Juni 2022

Omset dan Profit

Perbedaan Omset dengan Profit

Kadangkala kamu mungkin menemukan istilah profit bersandingan dengan istilah omset. orang-orang sering keliru mengatakan bahwa hal itu sama. Padahal sejatinya omset dan profit adalah sesuatu yang berbeda.

1. Perbedaan Definisi

Omset adalah sejumlah uang yang seorang pengusaha hasilkan dari penjualan barang atau jasa selama aktivitas bisnis. Uang tersebut masih utuh belum dikurangi dengan HPP dan biaya lain-lain seperti gaji karyawan, listrik, air, dan hal lain penunjang usaha.

Istilah lain dari omset adalah laba kotor. Tentu saja ini sudah membedakan profit dengan omset.

2. Cara Menghitung

Perbedaan antara keduanya bukan hanya soal definisi tetapi juga cara menghitungnya. Merujuk dari pengertiannya, omset bisa kamu hitung dengan cara mengalikan antara harga jual dengan jumlah produk yang terjual.

Cukup simpel bukan? Berbeda dengan omset, menghitung profit itu cukup rumit karena harus memperhatikan segala bentuk komponen.

3. Cara Memaksimalkan

Cara untuk mendapatkannya secara maksimal juga berbeda. Untuk memperoleh omset yang besar saat menjalankan bisnis, maka kamu perlu memiliki produk yang perputarannya cepat. Maksudnya yaitu produk yang kamu jual harus memiliki masa kadaluarsa yang cepat.

Dengan begitu, penjualan harus cepat pula agar omset yang kamu hasilkan maksimal. Bukan hanya itu, kamu juga perlu mengukur cash flow serta tujuan jumlah profit yang tepat untuk membuat perputaran produk stabil dan jika ternyata lama, tidak membuatmu mengalami kerugian. Cara ini membuat bisnis yang kamu jalankan bisa berorientasi jangka panjang.

Untuk mendapatkan profit yang besar maka akan lebih cocok jika kamu menjalankan usaha yang bertipe penjualan produk pasar ritel. Produk yang masa kadaluarsanya panjang atau tidak memiliki kadaluarsa sama sekali akan lebih baik.

Namun, karena usaha di bidang ini memiliki resiko balik modal yang lama serta persaingan ketat, maka kamu harus berusaha semaksimal mungkin dengan keras untuk mendapatkan profit yang besar.

Mengetahui Apa itu Profit

 Pengertian Profit dan Jenisnya


Apa itu Profit?

Secara garis besar, arti dari profit adalah sejumlah uang yang diperoleh seorang pengusaha saat melakukan bisnis dalam jangka waktu tertentu yang telah dikurangi dengan HPP serta biaya-biaya lainnya. Istilah ini juga merujuk pada kata lain yaitu laba bersih atau sebuah keuntungan yang pengusaha peroleh.

Jadi secara sederhananya apa itu profit tidak lain merupakan istilah yang sama artinya dengan keuntungan dari sebuah bisnis. Namun, untuk bisa mencapai profit yang kamu inginkan tentu saja caranya tidak mudah. Kamu perlu memahami banyak aspek dan menguasai berbagai macam ilmu marketing.

Istilah ini juga menggambarkan adanya manfaat finansial yang terwujud ketika aktivitas usaha atau berbisnis bisa menghasilkan uang yang melebihi ongkos, biaya, serta pajak yang terpakai untuk menjalankan bisnis tersebut.

Mengenali Jenis-Jenis Laba

Dalam dunia bisnis, mengetahui jenis-jenis laba menjadi sesuatu yang sangat berguna. Apalagi jika kamu seorang pemula, harus pintar-pintar mengenal istilah ini. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa jenis laba yang perlu kamu kenali.

1. Laba Kotor

Pertama ada yang disebut dengan laba kotor. Istilah ini berarti setiap laba yang seorang pengusaha peroleh setelah hasil penjualan mereka kurangi biaya yang terkait dengan modal produksi dan penjualan dari produk-produk, atau juga seluruh biaya yang berkaitan dengan layanan.

Di dalam biaya untuk mengurangi hasil penjualan seperti membeli bahan baku, proses produksi, hingga membayar karyawan. Dengan mengurangi hasil penjualan dengan komponen inilah akan kamu dapatkan hasil laba kotor.

2. Laba Operasional

Selanjutnya ada laba operasional. Laba operasional adalah keuntungan yang kamu dapatkan setelah mengurangi hasil penjualan dengan biaya tidak langsung yang bisa mempengaruhi laba.

Contoh dari biaya tidak langsung ini adalah komponen yang sering pengusaha gunakan untuk penelitian dan pengembangan. Ada juga biaya untuk kampanye pemasaran, biaya administrasi, serta penyusutan dan amortisasi. Selain dari semua komponen itu ada juga biaya umum.

3. Laba Bersih Atau Profit

Seorang pengusaha bisa mendapatkan laba bersih apabila nanti dia telah memperoleh hasil dari penjualan produknya lalu menguranginya dengan semua komponen yang ada termasuk biaya pajak. Salah satu komponen yang perlu mereka hitung juga termasuk biaya untuk memakai pikiran sendiri.

Artinya strategi yang muncul dan tenaga pribadi perlu sekali masuk hitungan dalam pengurangan untuk menghasilkan angka laba bersih.

Di lain sisi, laba bersih juga perlu memperhitungkan berbagai komponen yang sifatnya tidak terjadi setiap waktu. Misalnya mesin produksi rusak, maka biaya perbaikan tersebut perlu sekali untuk mereka hitung sebagai biaya mendadak.


Menghitung Omset Penjualan

 Cara Menghitung Omset Penjualan


Dalam menghitung omset, rumus yang digunakan adalah (omset = jumlah produk x harga jual). Apabila mengikuti rumus yang digunakan untuk menghitung omset, maka akan lebih mudah dalam melakukan penghitungan. Contoh mudah dalam menentukan omset, tapi perlu diingat bahwa itu baru total saja belum termasuk profit.

Untuk perhitungan finansial sebuah perusahaan ada tiga hal yang perlu dihitung yaitu omset, profit dan juga margin. Margin dihitung dari profit yang dibagi dengan modal kemudian dikalikan 100%.

Sebagai contoh sebuah produsen tas mampu menjual 1.000 buah tas dengan harga Rp. 200.000. Biaya produksi, pemasaran dan lainya yang dibutuhkan adalah Rp. 100.000 per buahnya. Maka perhitungannya adalah :

  1. Omset : 1.000 X Rp. 200.000 = Rp. 200.000.000,-
  2. Profit : Rp. 200.000 – Rp. 100.000,- = Rp. Rp. 100.000,- setiap buah tas
  3. Margin : Rp. 100.000 – Rp. 200.000 x 100% = Rp. 50%

Dari hasil perhitungan tersebut sudah sangat jelas bahwa omset yang didapatkan adalah 200 juta rupiah, tetapi untuk profitnya adalah 100 ribu per buah. Margin profit yang didapatkan adalah 50%.

Contoh kedua perhitungan omset, misalnya toko elektronik menjual 3 varian AC.

AC 1 terjual sejumlah 20 buah, dengan harga Rp 1.000.000 per item, AC 2 seharga Rp 2.000.000/item, terjual 10, sementara AC 3 dibanderol Rp 5.0000.000 per item, dan terjual 3 buah.

Penjualan tersebut diselenggarakan selama sebulan, maka perhitungan omset toko elektronik ini adalah:

Omset = (20 x Rp 1.000.000) + (10 x Rp 2.000.000) + (3 x Rp 5.000.000)

Omset = Rp 20.000.000 + Rp 20.000.000 + Rp 15.000.000

Omset = Rp 55.000.000

Maka, omset toko elektronik tersebut selama satu bulan adalah Rp 55.000.000.

Senin, 13 Juni 2022

Cara Meningkatkan Omset

 10 Cara Meningkatkan Omset penjualan


1. Perkuat Brand Bisnis Anda

Seperti yang kita tahu, tentu sebagian konsumen lebih senang membeli produk baru dari brand yang sudah dikenal lama oleh konsumen.

Dari peristiwa tersebut tentu membuat para penjual wajib melakukan branding untuk meningkatkan omset penjualanya. Sebab tanpa adanya brand yang kuat, maka persaingan tentu akan mengarah pada satu titik, yaitu persaingan harga.

Namun apabila Anda membangun sebuah brand dengan baik, maka penjualan akan lebih mudah keluar dari persaingan harga. Apabila brand yang Anda miliki sudah dikenal oleh masyarakat luas, maka harga yang ingin Anda tetapkan juga bisa lebih tinggi.

2. Menerapkan Search Engine Optimization (SEO)

Cara meningkatkan omset penjualan bisnis yaitu Anda dapat menerapkan SEO pada bisnis Anda. Apabila Anda menerapkan SEO tentu dapat meningkatkan traffic. Istilah traffic sendiri merupakan seberapa banyak pengunjung web mengunjungi sebuah web bisnis Anda.

Sebagai contoh, apabila saat ini jumlah pengunjung web bisnis Anda sebanyak 30.000 per bulan dengan penjualan 300 produk. Maka jika Anda mampu meningkatkan jumlah pengunjung menjadi 50.000, maka secara otomatis omset penjualan Anda akan menjadi lebih meningkat dua kali lipat.

Metode SEO ini tentu sangat ampuh dalam meningkatkan omset penjualan. Sebab dengan metode ini tentu dapat membuat bisnis Anda juga akan tampil di urutan pertama pada pencarian google.

3. Menerapkan SEM (Search Engine Marketing)

Sama dengan SEO, search engine marketing ini juga dapat meningkatkan traffic atau pengunjung web. Namun SEM ini dapat mengoptimalkan mesin pencarian dengan cara mengiklankan bisnis.Tujuan dari SEM ini yaitu untuk meningkatkan jumlah penjualan produk. Jenis metode SEM ini tentu jauh lebih ampuh dibandingkan dengan SEO. Namun bagi Anda yang ingin menerapkan metode SEM ini, Anda juga harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit juga.

4. Melakukan Strategi Bundling

Cara meningkatkan omset penjualan bisnis dapat Anda lakukan dengan menerapkan strategi bundling. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara menjual dua produk dalam satu paket dengan penawaran harga yang lebih murah daripada membeli produk secara satuan.Strategi ini juga digunakan agar menghemat waktu dan biaya operasi serta memberikan kemudahan bagi pada pembeli. Bukan hanya itu saja, strategi ini juga digunakan untuk memberikan nilai tambah bagi konsumen.

5. Berikan Penawaran Spesial Kepada Pelanggan Anda

Untuk meningkatkan omset penjualan bisnis, tentu Anda juga harus memiliki pelanggan yang loyal. Apa yang bisa dilakukan? Anda bisa memberikan penawaran  terbaik kepada pelanggan lama untuk dapat mendatangkan pelanggan baru.Seperti memberikan diskon atau promo pada pelanggan Anda. Strategi ini tentu sangat efektif dan efisien untuk dilakukan.Apabila pelanggan lama merasa puas dengan penawaran dan layanan yang Anda berikan, maka pelanggan tentu akan kembali melakukan pembelian pada toko Anda. Secara otomatis, pembelian produk dari pelanggan lama akan meningkatkan omset penjualan.

6. Perbanyak Berbagai Metode Penjualan

Setiap konsumen tentu memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga sebagai penjual tentu harus memiliki metode penjualan yang beragam. Seperti yang kita tahu, di era digital yang semakin berkembang ini, metode penjualan dengan cara online tentu sudah banyak untuk kita jumpai.Sebab banyak para penjual memakai berbagai marketplace yang sudah disediakan. Maka dengan menggunakan marketing online, tentu pembeli dan penjual tidak dibatasi dengan waktu dan tempat.  Selain itu lintas daerah bisa dilakukan dengan mudah cukup dengan menggunakan perangkat handphone saja.

7. Melakukan Sosial Media Marketing Pada Bisnis

Cara meningkatkan omset penjualan bisnis selanjutnya yaitu dengan menerapkan SMM atau sosial media marketing pada bisnis Anda. Sebab cara ini diyakini sangat berdampak besar terhadap penjuNamun agar mendapatkan omset yang meningkat, maka penjual harus memasang ide bisnis dan menggunakan cara yang tepat untuk menerapkannya. Seperti contoh, pebisnis dapat menggunakan media sosial seperti Facebook ada untuk memperbanyak leads.

Cara ini juga dapat membuat pemasaran bisnis Anda menjadi pemasaran global market. Sebab dengan sosial media maka pemasaran dapat dijangkau banyak oleh masyarakat luas, baik dalam negeri maupun luar negeri.alan produk bisnis.

8. Melakukan Promosi

Cara meningkatkan omset penjualan pada bisnis Anda yaitu dengan melakukan promosi pada bisnis Anda. Sebab promosi merupakan ujung tombak penjualan suatu produk.Namun dalam melakukan promosi tentu harus dibutuhkan teknik marketing yang handal. Promosi yang dilakukan dengan efektif dan tepat sasaran, tentu akan mampu membawa calon pelanggan tertarik dengan produk yang Anda tawarkan, dan akhirnya akan segera mengambil keputusan terbaik.

9. Memperhatikan Kualitas Produk Agar Harga Jual Menjadi Meningkat

Untuk menaikkan omset penjualan bisnis Anda, tentu Anda juga harus memperhatikan kualitas produk Anda. Sebab apabila kualitas produk yang Anda berikan tinggi, maka penjual dapat menaikkan harganya.Sebagai penjual juga harus memiliki alasan yang kuat untuk bisa meningkatkan harga jual. Maka dari itu, kualitas inilah yang paling umum digunakan pebisnis dalam menaikkan harga pada produknya.

Sebab seperti yang kita tahu, sudah semakin banyak persaingan bisnis yang kita jumpai, maka dari itu penting bagi Anda untuk selalu berinovasi dan meningkatkan kualitas produk Anda. Apabila produk sesuai dengan keinginan tentu konsumen akan merasa puas dengan produk yang Anda berikan.

10. Berikan Pelayanan Terbaik Pada Konsumen

Cara meningkatkan omset penjualan terakhir yaitu dengan memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan Anda. Sebelum Anda membeli sebuah produk, apa yang Anda pikirkan tentang produk tersebut? Pastinya Anda ingin info lebih jelas mengenai harga, spesifikasi produk, kualitas produk, garansi dan lainnya.Maka dari itu berikan layanan yang terbaik pada konsumen dan calon konsumen Anda. Sehingga ketika mereka ingin membeli produk Anda, mereka merasa bahwa kehadiran mereka sangat diperlukan oleh bisnis Anda. Dengan begitu konsumen akan merasa dihargai.

Setiap konsumen tentu ingin lebih diperhatikan dari segi pelayanan dan kepuasan. Dengan selalu menciptakan komunikasi dua arah yang baik, membuat para pelanggan loyal senantiasa membeli produk anda.

Mengetahui Omset dalam Marketing

 Apa itu Omset didalam kegiatan Marketing?

Omset adalah jumlah uang hasil penjualan barang/jasa tertentu selama suatu masa jual.

Pengertian omset di atas saya ambil langsung dari KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Biasanya, pebisnis menggunakan perhitungan masa jual sebulan sekali. Sementara itu menurut investopedia, omset lebih dikenal sebagai reveneu. Artinya,

Omset adalah pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis normal dan termasuk diskon dan pengurangan untuk barang dagangan yang dikembalikan.

Sementara itu menurut dictionary.cambridge.org,

Omset adalah nilai total penjualan dalam bisnis selama waktu tertentu.

Singkatnya, omset adalah seluruh pendapatan penjualan perusahaan dalam satu periode tanpa pengurangan biaya. Atau lebih sederhana disebut “pendapatan kotor”.


Strategi Target Marketing

 Strategi Target Marketing


Seorang pemasar dapat memilih satu pasar atau banyak pasar untuk menargetkan upayanya. Strategi pasar sasaran dapat dibagi menjadi tiga jenis tergantung pada jumlah pasar sasaran.

Pemasaran Multisegment

Pemasaran multisegmen mengacu pada praktik menargetkan lebih dari satu segmen pasar. Beberapa perusahaan memasarkan produk yang sama ke segmen yang berbeda secara berbeda, sementara beberapa membuat lini produk yang berbeda untuk memenuhi segmen pasar yang berbeda.

Misalnya, menjual suku cadang mobil ke produsen mobil dan produk jadi lainnya ke pengguna akhir adalah strategi pemasaran multisegmen.

Pemasaran Terkonsentrasi

Pemasaran terkonsentrasi mengacu pada praktik mengarahkan setiap upaya pemasaran ke satu segmen pasar. Misalnya, menjual suku cadang mobil hanya kepada produsen mobil adalah strategi pemasaran yang terkonsentrasi.

Penargetan mikro

Penargetan mikro adalah strategi penargetan yang relatif baru yang melibatkan isolasi pasar dan pengumpulan data sebanyak mungkin untuk menargetkannya dengan cara yang dipersonalisasi.

Perbedaan Target Market dan Target Audiens

Target market dan target audiens adalah istilah serupa yang digunakan untuk menunjukkan segmen pasar yang ingin ditargetkan oleh bisnis, tetapi kedua istilah tersebut memiliki implikasi praktis yang berbeda.

Sementara target market mengacu pada segmen konsumen yang spesifik dan terdefinisi dengan baik dalam pasar bisnis yang dapat diservis di mana bisnis ingin menjual produk dan layanannya dan mengarahkan upaya pemasarannya, terget audiens adalah istilah yang lebih sempit dan mengacu pada segmen yang spesifik dan segmen yang ditentukan yang ditargetkan oleh iklan produk.

Contoh Target Marketing

 Contoh Target Marketing

1. Pada contoh kali ini, produk yang akan dipasarkan berupa pakaian bayi dari umur 0 tahun hingga lima tahun.

Produk akan ditawarkan secara online di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Medan dan lain-lain.

Produk ini menyasar target dengan demografi sebagai berikut:

  • Pria atau Wanita yang sudah Menikah
  • Memiliki Anak berusia 0-5 Tahun
  • Latar Belakang Pendidikan Minimal SMA
  • Memiliki smartphone

Karakteristik psikologis pelanggan yaitu :

  • Aktif berselancar di dunia maya
  • Lebih sering berbelanja online
  • Aktif menggunakan media sosial
  • Mengikuti trend dan fashion balita atau bayi

Produk ini menyasar konsumen yang memiliki daya beli menengah ke atas yakni Rp80.000 hingga Rp150.000. Dengan kata lain, konsumen yang menjadi sasaran dari produk ini memiliki pendapatan setidaknya 3 juta rupiah per bulan.

2. Contoh target pasar selanjutnya bisa menggunakan smartphone merk X keluaran terbaru sebagai produk yang ditawarkan.

Produk ditawarkan di seluruh wilayah Indonesia mulai dari kabupaten hingga kecamatan. Konsumen bisa membeli produk baik secara online maupun offline.

Target Demografi calon konsumen dari produk smartphone merk X yakni:

  • Pria atau Wanita
  • Berusia 17 hingga 45 tahun
  • Latar Belakang Pendidikan Minimal SMA

Sedangkan untuk karakter psikologi dari target yang dituju adalah:

  • Rajin mengikuti perkembangan smartphone terbaru
  • Melek teknologi
  • Aktif menggunakan smartphone
  • Selalu berganti ponsel ketika ada model baru

Smartphone terbaru merk X ini menyasar konsumen yang memiliki daya beli tinggi dan mampu mengeluarkan biaya sekitar 2 juta hingga 5 juta rupiah.

Dengan kata lain, produk ini menyasar pada konsumen yang memiliki pendapatan tinggi atau konsumen yang memiliki orang tua dengan pendapatan tinggi di atas 7 juta rupiah per bulan.

Dalam proses pemasaran sebuah produk, memahami contoh target pasar dan kemudian menentukan target merupakan proses yang tidak bisa dihindari. Ada banyak keuntungan yang bisa pengusaha peroleh dengan menentukan target pasar.

Selain meningkatkan keuntungan, penentuan target pasar bisa membantu pengusaha menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar. Dampaknya konsumen akan merasa puas dan setia pada produk pengusaha.

Sebelum membuat keputusan mengenai pasar yang akan menjadi sasaran, pengusaha harus melakukan segmentasi atau pengelompokan pasar berdasarkan karakteristiknya. Ini dilakukan untuk memperoleh data yang tepat, sehingga pengusaha bisa menentukan target dengan benar.

Bisa dikatakan bahwa keberhasilan sebuah usaha atau bisnis bergantung pada bagaimana pengusaha menentukan target pasar. Untuk itulah, pengusaha harus terus mempelajari bagaimana dinamika target pasar agar produk bisa menyasar target yang tepat.

Cara Menentukan Target Pasar

 Bagaimana Menentukan Target Pasar?


Menergetkan semua orang itu sangat sulit. Hal ini mengingat tingkat persaingan dan keterbatasan sumber daya saat ini, tidak mungkin menargetkan semua orang di pasar dan menunggu orang-orang menyukai produk Anda.

Melakukan pemasaran yang tertarget memudahkan perusahaan kecil bersaing dengan perusahaan besar yang sudah mapan, inovator yang mengganggu pasar, serta startup dan perusahaan lain untuk mendapatkan keuntungan dari kompetitornya.

Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut untuk menentukan target pasar bisnis Anda.

  • Segmen Pasar: Segmentasikan pasar bisnis Anda yang dapat dilayani menurut demografi, geografi, psikografis, dan pola perilaku mereka.
  • Identifikasi USP Anda: Proposisi penjualan unik Anda adalah yang membedakan Anda dari pesaing. Itulah mengapa pelanggan lebih memilih produk Anda daripada yang lain.
  • Analisis Basis Pelanggan Anda: Jika Anda sudah menjalankan bisnis, cara terbaik untuk menentukan pasar sasaran Anda adalah dengan mengumpulkan data pelanggan Anda dan menganalisisnya.
  • Analisis Basis Pelanggan Pesaing Anda: Analisis basis pelanggan pesaing Anda: Siapa yang mereka targetkan melalui upaya pemasaran mereka? Dimana mereka menjual produknya?
    Anda dapat memilih pasar sasaran yang serupa atau memilih segmen yang sedikit berbeda.
  • Rilis MVP: Merilis MVP adalah praktik yang bagus untuk memvalidasi asumsi Anda tentang pasar sasaran. Ini adalah yang paling minimal, namun produk yang layak dirilis ke beberapa target pelanggan untuk mendapatkan umpan balik sebanyak mungkin.

Alasan Adanya Target Marketing

 Alasan kamu harus Menentukan Target Marketing


1. Anda Lebih Fokus dan Produktif

Saya memiliki keyakinan bahwa Anda akan lebih produktif, efesiensi dan efektifitas dalam berbisnis pun akan meningkat jika Anda memiliki target market. Kenapa saya bisa memikiki keyakinan seperti itu? Karena banyak saya temui seringnya pebisnis yang baru memulai usahanya membuang waktu yang tidak sepadan dengan hasil yang didapat. Karena mereka kurang produktif, mungkin salah satunya adalah Anda? Bisa saja.

Hal ini biasanya terjadi karena mungkin Anda belum menentukan target market dalam bisnis Anda, yang berdampak dengan hasil yang Anda dapatkan disaat Anda memulai bisnis Anda. Menentukan target market itu berarti Anda harus mengetahui betul siapa pembeli produk Anda, baik dari segi jenis kelamin ataupun usia.

Anda harus berfikir, apa yang mereka butuhkan? Apa yang mereka inginkan? Bagaimana Anda dapat menjangkau market Anda untuk menjual produk Anda, bahkan Anda harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memasarkan produk Anda kepada target market Anda. Dengan hal itu maka Anda tidak perlu lagi melakukan banyak riset, atau mungkin menduga – duga sesuatu yang tidak pasti. Seperti contohnya apakah iklan produk Anda sesuai dengan target market yang Anda buat tanpa mencari terlebih dahulu?

Dalam memulai sebuah bisnis, efesiensi waktu juga memiliki hal penting selain efesiensi keuangan untuk melakukan iklan atau promosi.

2. Tepat Sasaran

Anda pernah memancing ikan? Atau Anda pernah melihat orang memancing ikan? Apa umpan yang diberikan untuk memancing itu selalu sama? Tidak bukan? Anda harus menyesuaikan umpan untuk mendapatkan ikan yang Anda inginkan, bahkan ada racikan tersendiri untuk memancing ikan tertentu. Jadi apa memancing tidak memiliki strategi? Pasti ada strateginya, begitu juga bisnis yang Anda jalankan. Dengan Anda menentukan target market, maka iklan atau promosi yang Anda jalankan akan lebih tertuju ke market yang tepat.

Jika target market tepat maka dampak positif yang Anda dapatkan adalah keuntungan yang pasti, dibanding Anda harus beriklan ke market yang Anda sendiri belum tentukan. Maka hasil yang didapat pun tidak menentu, alhasil dampak buruk yang akan menimpa bisnis Anda. Misal Anda berjualan emas, maka target market Anda adalah wanita yang gemar memakai perhiasan atau mengoleksi perhiasan. 

3. Mudah Membuat Konten untuk Marketing

Percaya atau tidak, terkadang membuat konten marketing itu membuat bingung. Karena apa? Karena Anda belum menentukan target market yang sesuai dengan bisnis atau produk yang Anda jual, tidak percaya? Begini, membuat ide untuk sebuah konten marketing itu akan sulit didapat jika Anda sendiri belum mengetahui siapa yang “berhak” membeli dan memakai produk yang Anda jual. Anda belum tau apa yang mereka butuhkan, Anda belum tau apa yang mereka inginkan bahkan Anda belum tau apa yang disukai oleh target market Anda.

Untuk menentukan itu semua, Anda harus memberi waktu kepada diri Anda untuk memposisikan diri Anda sebagai pembeli. Biasanya dengan cara ini Anda akan lebih mengetahui apa yang menjadi keinginan mereka, dan Anda akan lebih mudah untuk membuat ide – ide kreatif yang menunjang promosi atau iklan produk Anda.

Misal target market Anda seorang yang gemar makan, maka Anda dapat membuat ide tentang kuliner yang sedang mereka inginkan dari segi rasa ataupun harga. Bahkan Anda bisa memberikan rekomendasi tempat yang menurut Anda layak untuk mereka datangi.

4. Peluang Penjualan Lebih Besar

Sebelum Anda menentukan siapa target market Anda, maka kemungkinan penjualan yang Anda dapatkan akan kecil. Berbeda hal jika Anda sudah menentukan siapa target market Anda, karena target market Anda adalah yang benar – benar membutuhkan dan menginginkan produk yang Anda jual. Dari segi konten marketing pun akan menghasilkan interaksi yang aktif, semakin ada interaksi yang Aktif maka akan membuat Brand Image di pikiran mereka. Mereka akan berfikir bahwa produk Anda hadir dan ada saat ini adalah untuk mereka, jadi produk Anda akan mendapatkan pejualan yang besar jika target market Anda sudah ditentukan.

Bisa Anda bayangkan bagaimana jika orang yang Anda anggap sebagai market Anda ternyata bukan target market yang Anda inginkan? Apa hasilnya? Biaya iklan atau promosi besar, waktu terbuang percuma, penjualan tidak menutup biaya iklan atau promosi, dan lain – lain.

5. Tidak Sulit Untuk Beriklan

Beriklan atau memasarkan produk itu tidak semudah seperti Anda meminum air, yang hanya menggerakan sedikit anggota tubuh bisa membuat dahaga Anda hilang. Jika Anda belum tau siapa target market Anda, saat Anda melakukan iklan. Maka Anda hanya bisa menebak – nebak atau mengira – ngira siapa market yang menurut Anda “berhak” membeli produk Anda, alhasil Anda akan membuang banyak waktu dan juga banyak biaya untuk melakukan promosi.

Dampak lainnya adalah saat kompetitor Anda sudah dapat target marker mereka, saat ini Anda masih mengira – ngira siapa target market Anda. Disaat kompetitor Anda sudah berkembang, Anda baru saja memulai semuanya. Jadi Anda akan tertinggal oleh kompetitor Anda, jangan sampai hal itu terjadi supaya bisnis Anda tetap bisa bertahan dan berkembang.


Pentingnya Target Marketing

 Seberapa Pentingkah Target Marketing?


Target pasar bisa dibilang sebagai standar dari kualitas produk. Dengan adanya target pasar ini, bisa membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, minat konsumen, dan juga harga yang sesuai dna mampu dibeli oleh mereka. Tanpa adanya target pasar, produk mungkin akan sulit bertahan di pasaran.

Produk yang tidak sesuai kebutuhan mungkin tidak akan dibeli oleh konsumen karena dirasa tidak butuh. Sementara produk yang tidak sesuai minat maka tidak akan mereka beli karena mereka tidak tertarik. Selain itu, harga yang cenderung mahal juga akan mempengaruhi minat konsumen untuk membelinya. Oleh karena itu, target pasar pun dibutuhkan sebagai ukuran standar dari produk dari bisnis.

Selain itu, adanya target pasar juga bermanfaat untuk menentukan kemana seharusnya produk tersebut ditawarkan dan dipublikasi. Jika target adalah wanita usia 20 tahun atau kalangan anak muda, maka harus mengikuti tren mereka seperti mengiklankan di Instagram atau sosial media lainnya. Dengan begitu, produk pun akan dikenal dan dicintai oleh masyarakat.


Mengetahui Target Marketing

 Bagaimana Cara Mengetahui Target Marketing?


Target market atau bisa disebut dengan target pasar haruslah diketahui oleh setiap pebisnis tak peduli dimana atau kapan. Namun, banyak pebisnis yang masih awam dalam mengetahui target pasar ini. hal itu sering menjadi beban di kalangan masyarakat. Kemungkinan yang paling mungkin terjadi ialah mereka tidak tahu cara menentukan atau mengetahuinya. Oleh karena itu, simaklah tips berikut ini.

1. Mengetahui Konsumen Yang Dituju


Dalam rangka mengetahui target  dalam bisnis, harus mengetahui terlebih dahulu siapa konsumen yang akan jadikan tujuan produk. Menentukan konsumen bisa dilakukan dengan berbagai tahap yakni secara Segmentasi Geografi, Segmentasi Demografi, dan Segmentasi Psikologi

Secara geografi maksudnya adalah harus bisa menentukan konsumen berdasarkan lokasi atau tempat produk itu akan dipasarkan nantinya. Hal ini guna mengetahui secara rinci karakteristik masyarakat terdekat dan menyesuaikan produk yang bisa dipasarkan kepada mereka. Secara demografi maksudnya yaitu perlu menentukan jenis masyarakat berdasarkan usia, jenis kelamin, dan juga tingkat pendapatan mereka.

Sementara dari segmentasi psikologi, maksudnya adalah harus menentukan jenis konsumen berdasarkan tingkat pendidikan, minat, bahkan hingga gaya hidup. Setelah mengetahui semua hal ini, maka langkah selanjutnya yang perlu diambil pun akan semakin mudah. 

2. Pahami Kebutuhan Target Pasar


Selain beberapa segmentasi tersebut, pengetahuan mengenai kebutuhan konsumen juga menjadi salah satu pertimbangan dalam mengetahui target pasar. Dengan begitu, harus paham mengenai apa yang paling dibutuhkan oleh masyarakat saat ini terutama masyarakat sekitar. Pahami betul produk seperti apa yang sangat mereka butuhkan.

Dengan mengetahui kebutuhan tersebut, pengusaha bisa menyesuaikan dan menciptakan produk yang memang benar-benar dibutuhkan oleh pasar. Hasilnya, maka produk pun akan laris karena memang sesuai dengan apa yang diperlukan.

3. Menilai Target di Pasaran


Target pasar adalah sesuatu yang tidak bisa ditentukan begitu saja. Harus ada proses analisis dan penilaian dengan baik dan benar. Tahapannya dari mulai menentukan golongan masyarakat atau calon konsumen, memahami kebutuhan target market atau target pasar, dan yang selanjutnya yaitu menilai target pasar yang ada di masyarakat.

Penilaian yang dimaksud bukanlah penilaian sederhana. Dari sini, bisa menentukan apakah harus melanjutkan bisnis atau tidak. Penilaian dilakukan dengan menelaah kembali kebutuhan dan minat dari calon konsumen yang ada. Nilai dan laraskan dengan produk yang dimiliki. Apakah produk tersebut sesuai dengan minat calon konsumen atau tidak.

Tak hanya dari segi minat, melainkan kebutuhan mereka, harga yang ditaksir apakah sudah sesuai atau tidak, dan juga lainnya. Dari sini, harus memastikan produk sudah sesuai dengan beberapa hal tersebut. Jika tidak bernilai baik, maka sebaiknya mencari solusi lain untuk bisnis seperti mengganti produk atau lainnya.

4. Memilih Strategi Untuk Pemasaran


Strategi dalam pemasaran mungkin sudah sangat lumrah didengar. Bahkan, mungkin sudah mengetahui apa itu dan mengaplikasikannya. Dalam hal ini, sesuai dengan beberapa pertimbangan segmentasi, harus memilih strategi yang pas untuk memasarkan produk. Strategi bisa berupa bermacam-macam gaya sesuai dengan jenis konsumen yang dituju.

Di sini, harus giat memahami calon konsumen yang dituju. Dengan begitu akan mampu untuk memilih strategi yang tepat dan mengetahui di mana seharusnya melakukan promosi pasar untuk target market yang disasar. Kesalahan pemilihan strategi pemasaran yang digunakan dapat berakibat fatal, seperti misalnya angka penjualan yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

5. Proses Evaluasi Tanggapan Dari Konsumen


Proses evaluasi dinilai perlu untuk mengetahui seberapa berhasil strategi dan target market yang diterapkan. Semuanya harus sesuai dengan segmentasi agar bisa mencapai tujuan dan laris di pasaran berdasarkan target yang dituju. Selain itu, adanya proses evaluasi ini sangat bermanfaat untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada bisnis.

Pada saat evaluasi, harus jujur pada diri sendiri dan melakukan penilaian sebaik-baiknya. Dari situlah baru bisa menelaah kekurangan pada bisnis dan memperbaikinya untuk masa yang akan datang. Dengan begitu, bisnis pun akan menjadi lebih baik dari hari sebelumnya dan terus menerus memperbaiki produk hingga menjadi produk yang dicintai konsumen.

Proses evaluasi tidak dibatasi jumlahnya. Proses ini bisa dilakukan setiap kali merasa membutuhkan revisi untuk produk. Saran dan tanggapan dari konsumen merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Alasannya yaitu karena merekalah yang merasakan bagaimana menggunakan atau berinteraksi langsung dengan produk.


Target Marketing

 Pengertian Target Marketing



Bisnis merupakan sebuah undian yang tidak bisa diprediksi dan penuh perjuangan. Ada banyak hal yang harus kita lakukan demi mendapatkan bisnis yang lancar dan laris di pasaran. Selain itu, ada beberapa trik penting yang harus dilakukan untuk menjalani bisnis. Salah satunya yakni menentukan target market. Inilah beberapa penjelasan detail mengenai penargetan pasar.

Kata-kata target market mungkin sudah banyak didengar dari berbagai kalangan. Bisa dikatakan bahwa target tersebut adalah target pasar utama atau tujuan utama dari konsumen yang yang dituju. Dalam kata lain target pasar merupakan tujuan produk itu akan dipasarkan kepada siapa saja sesuai dengan bobot dan spesifikasi yang dimiliki oleh produk itu sendiri.

Disini, target pasar tersebut merupakan hal utama yang benar-benar tidak bisa dilewatkan. Jika bisa diibaratkan, target tersebut adalah siapa saja yang akan membeli dan menggunakan produk dari bisnis. Hal ini sangat penting untuk menentukan kelanjutan produk tersebut. Oleh karenanya, perlu untuk mengetahui target yang dituju sebelum menentukan desain, harga, dan lainnya dari sebuah produk.

Target market mengacu pada segmen konsumen yang spesifik dan terdefinisi dengan baik dalam pasar bisnis yang dapat dilayani di mana bisnis ingin menjual produk dan jasanya dan mengarahkan upaya pemasarannya.

Menentukan target market tertentu memudahkan proses pengambilan keputusan pemasaran karena pemasar mengetahui tentang kumpulan pelanggan yang paling menguntungkan dan menggunakan sebagian besar upaya dan sumber daya untuk membuat mereka menggunakan produk atau layanan mereka.



Bijak Bermedia Sosial

  Alasan Mengapa harus Bijak dalam menggunakan Media Sosial                   Perkembangan teknologi informasi membawa sebuah perubahan da...