Langkah membuat konten marketing yang kuat part 2
5. Distribusi Konten
Konten yang bagus tapi kalau tidak didistribusikan dengan tepat akan sia-sia. Istilah content marketing populer di era digital. Tapi, tak berarti pendistribusian konten ini hanya melewati kanal-kanal digital saja. Kanal online dan offline harus dimanfaatkan. Contohnya, penerbitan buku korporat Delivering Happines oleh Zappos dan buku The Everything Store oleh Amazon.
Ada tiga kategori besar media yang bisa dimanfaatkan untuk distribusi konten ini, yakni owned media, paid media, dan earned media. Owned media mengacu pada kanal-kanal yang dimiliki perusahaan itu sendiri, seperti penerbitan korporat, event korporat, website, blog, komunitas, dan sebagainya. Sedangkan paid media mengacu pada media atau kanal berbayar. Misalnya, iklan, advertorial, koran, televisi, dan sebagainya. Sedangkan earned media mengacu pada media sosial, komunitas, yang berfungsi untuk memviralkan sekaligus menggaungkan konten.
6. Mengamplifikasi konten
Agar menjadi viral di media sosial, misalnya, konten tersebut tidak sekadar menarik dan membiarkan terdistribusi secara organik. Tapi, perlu didesain sedemikian rupa agar memiliki daya viral dan engagement yang lebih kuat.
Dalam hal ini, peran influencer, buzzer,endorser, atau figur berpengaruh menjadi penting dalam proses amplifikasi konten ini. Peranan mereka adalah membuka akses konten kepada kelompok audiens yang lebih besar. Yang patut diperhatikan, sekali konten tersebut dibicarakan di kelompok, pemasar harus intensif mendengarkan dan terlibat dalam percakapan tersebut. Bila tidak ada komunikasi, kekuatan amplifikasi konten akan meredup.
7. Mengevaluasi konten marketing
Evaluasi terhadap konten menjadi tahap penting. Untuk apa? Untuk menilai performa dan strategi yang sudah dijalankan. Terkait strategi, apakah konten tersebut pada akhirnya berpengaruh pada tujuan yang ditetapkan atau tidak terkait penjualan dan merek.
Pemasar perlu mengevaluasi format dan kanal media. Apakah sudah menyentuh customer path (Aware, Appeal, Ask, Act, dan Advocate). Di sini, apakah konten kita sudah visible (aware), relevan/relatable (appeal), mudah dicari/searchable (ask), bisa diklik atau dibaca/action-able (act), dan di-share ke orang lain/shareable (advocate).
8. Pengembangan Konten marketing
Kita bisa melihat performanya dengan lebih jelas dengan menilai tema, format, maupun kanal distribusinya. Pengukuran ini sangat penting bagi pengembangan content marketingtersebut ke depannya.
Di sini, pemasar ditantang untuk terus berinovasi secara kreatif agar bisa produktif dalam konten-koten baru dengan tema, format, maupun kanal-kanal yang baru pula. Intinya, tanpa ada inovasi, content marketingakan cepat basi dan tak relevan lagi dengan dunia pelanggan yang cepat berubah seperti sekarang ini.