Kamis, 17 Maret 2022

Contoh Marketing Funnel

6 Contoh Marketing Funnel

1. Toko retail dan e-commerce

Berikut perbandingan tahapan marketing funnel yang dilakukan oleh toko retail dan e-commerce dikutip dari neilpatel.com.

Toko retail

  1. Konsumen melihat-lihat produk yang akan dibeli.
  2. Konsumen datang dan masuk ke toko.
  3. Konsumen memilih produk yang akan dibeli dan memasukkannya ke dalam keranjang.
  4. Konsumen berjalan menuju kasir untuk menyelesaikan transaksi.
  5. Konsumen melakukan pembayaran.

E-commerce

  1. Konsumen mengunjungi situs e-commerce.
  2. Konsumen mencari produk yang ingin dibeli.
  3. Konsumen memasukkan produk ke dalam keranjang.
  4. Konsumen melakukan proses check out.
  5. Konsumen menyelesaikan transaksi dengan menekan tombol ‘Bayar’.
Transaksi yang dilakukan melalui e-commerce mendatangkan lebih banyak keuntungan karena perusahaan dapat melacak indikator klik, waktu yang dihabiskan pelanggan di halaman situs web, dan metrik yang lainnya.

2. Contoh marketing funnel yang tidak efektif
Norman Newbie memiliki perusahaan perangkat lunak dengan sepuluh karyawan di bidang penjualan dan satu produk. Dia bukan pemasar yang cerdas sehingga proses penjualan yang dilakukan saat ini menggunakan daftar konsumen potensial yang dibeli secara online kemudian meminta karyawannya untuk menelepon nama-nama dalam daftar tersebut satu per satu.
Karyawannya sering merasa frustasi karena prospek yang datang tidak selalu baik. Hal itu disebabkan karena mereka menghubungi orang-orang yang tidak tertarik dengan layanan yang ditawarkan atau tidak cocok dengan produk yang diajukan. Karyawan perusahaan tersebut hanya mampu menutup kurang dari 1% dari keseluruhan prospek yang dapat mereka jangkau.
3. Contoh marketing funnel yang efektif

Molly Marketer memiliki perusahaan dengan skala yang serupa. Namun, alih-alih melakukan pendekatan pemasaran secara tradisional seperti yang dilakukan oleh Norman, dia membuat saluran pemasaran yang membantu ketiga karyawannya mendapatkan lebih banyak penjualan dengan usaha yang lebih sederhana.

Molly memulai dengan membangun serangkaian konten pemasaran yang ditautkan ke situs webnya. Konten tersebut menarik perhatian calon konsumen karena mereka dapat terlibat dengan konten yang disajikan melalui artikel blog, infografis, atau video. Calon konsumen juga dapat mempelajari tentang seluk beluk perusahaan beserta layanan yang ditawarkan tanpa harus menerima panggilan telepon yang mengganggu dari sales atau tenaga penjualan.

4. NYX

Merek kecantikan NYX, memiliki marketing funnel yang dimulai dari media sosial, yaitu misalnya Pinterest. Perjalanan calon pelanggan dimulai setelah mengunjungi halaman mereka di Pinterest. Bagian dari halaman konten menunjukkan produk yang diiklankan. Gambar dalam konten tersebut dibuat menarik dengan deskripsi singkat mengenai produk. Kemudian, dalam postingan tersebut berisi juga beberapa tautan ke situs web NYX, yang selanjutnya akan mengarahkan pelanggan ke tahap minat dan pertimbangan.

Setelah mengklik postingan tersebut, calon pelanggan akan diarahkan ke bagian khusus situs web NYX, yang didedikasikan untuk suatu produk tertentu. Di sini mereka dapat memilih di antara beberapa opsi, yang memenuhi kebutuhan mereka. Tahap ini merupakan tahap evaluasi. Pada tahap akhir, pelanggan dapat membeli produk dalam dua klik. Ini dapat dianggap sebagai akhir dari funnel.

5. Wix

Pembuat situs web, Wix, membangun saluran pemasaran untuk mengarahkan pengguna baru ke situs lamannya dan membuat mereka tetap terlibat dengan layanan tersebut. Tujuannya adalah untuk membuat calon pelanggan mendaftar daripada membeli langganan premium. Untuk membuat calon pelanggan mengetahui merek tersebut, Wix menggunakan SEO. Artikel perusahaan muncul di cuplikan unggulan Google untuk kueri "cara membuat landing page". Setelah mengkliknya, Google mengarahkan calon pelanggan ke blog Wix.
Untuk mendorong pengunjung baru ke saluran pemasaran, Wix menawarkan mereka untuk langsung mulai membangun situs web mereka. Setelah mengklik tombol "Mulai sekarang", calon pelanggan membuka editor Wix. Setelah pengunjung mendaftar dengan layanan, Wix mencapai tujuan utamanya.
6. Netflix

Netflix menggunakan media sosial untuk membuat buzz tentang tayangan yang akan datang. Ringkasan yang tajam ditambah dengan klip pendek menggoda pengikut media sosialnya untuk menontonnya tayangan tersebut saat dirilis. Akhirnya, terjadilah pemasaran dari mulut ke mulut berawal dari postingan media sosial yang dibawa ke dalam obrolan sekelompok teman. Di sinilah Netflix telah mencapai langkah pertama pemasaran baik secara online maupun offline.
Memasuki landing page Netflix, pengunjung baru diminta untuk memasukkan email untuk memulai langganan. Setelah itu akan memasuki tahap pendaftaran, mulai dari pembuatan password hingga memilih plan. Untuk meyakinkan calon pelanggan, tertulis bahwa kamu bisa membatalkan langganan kapan saja dan menekankan bahwa tidak akan ada fee tambahan.
Setelah itu, kamu akan diberikan beberapa opsi mulai dari yang termurah hingga yang paling mahal. Seluruh proses berjalan mulus dan membangun kepercayaan calon pelanggan sejak awal. Netflix memenangkan tahap loyalitas dengan menghadirkan konten epik di platformnya yang memikat pikiran penonton sejak hari pertama.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bijak Bermedia Sosial

  Alasan Mengapa harus Bijak dalam menggunakan Media Sosial                   Perkembangan teknologi informasi membawa sebuah perubahan da...